Bookmark and Share

Kamis, April 30, 2009

Hari Pendidikan Nasional


Tahukah Kamu..?

Nama asli Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Beliau lahir di Yogyakarta, pada tanggal 2 Mei 1889. Tanggal Kelahirannya ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Beliau adalah Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI yang pertama.
Nama Ki Hajar mulai beliau gunakan ketika berusia 40 tahun. Sejak bernama Ki Hajar, gelar bangsawannya beliau tinggalkan. Ki Hajar memang dikenal dekat pada rakyat jelata sejak kecil.
Ki Hajar mengenalkan prinsip dasar penddidikan : Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi teladan atau contoh), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah turut membangun dan bekerja sama), Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan semangat atau dorongan).
Nerasaken Maos...

Senin, April 27, 2009

Ciri - Ciri Gunung Berapi Akan Meletus




Ciri - Ciri Gunung Berapi Akan Meletus :

  1. Suhu disekitar gunung naik
  2. Mata air menjadi kering
  3. sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang - kadang disertai getaran (gempa)
  4. Tumbuhan disekitar gunung layu
  5. Binatang disekitar gunung bermigrasi


Beberapa Peristiwa Vulkanik Setelah Gunung Berapi Meletus :

  1. Terdapat sumber gas H2S (Hidrogen Sulfida), H2O (uap air/air) dan CO2 (karbondioksida)
  2. Terdapat Sumber Air Panas atau geiser
sumber : Dari berbagai sumber
Nerasaken Maos...

Antara Mitos dan Pentingnya Menjaga Alam

SETELAH sekian lama tidur, Gunung Slamet kembali membahana. Meningkatnya aktivitas vulkanik gunung tertinggi kedua di Jawa itu seolah mengingatkan bahwa alam pun memiliki dunia pikir dan tindak terkait hubungan mereka dengan kehidupan manusia di sekitarnya. Sebuah dunia yang semestinya dimaknai positif agar manusia kembali sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan alam.
Gunung Slamet merupakan gunung api dengan bentang terluas di Jawa. Berdiri kokoh di empat wilayah kabupaten di Jawa Tengah bagian barat, yakni Banyumas, Purbalingga, Pemalang, dan Tegal, gunung ini mempunyai posisi yang sangat penting secara kosmologis, geografis, budaya, sosial, ekonomi, hingga historis bagi wilayah-wilayah di sekitarnya.
Dari gunung setinggi 3.432 meter di atas perm ukaan laut itu bermula ratusan, bahkan ribuan sumber air yang bermanfaat bagi kehidupan di bawahnya. Ribuan sumber air inilah yang menghubungkan Slamet dengan simbol kosmologi lain masyarakat di bawahnya, yakni bengawan dan laut.
Ke arah selatan, Gunung Slamet dihadapkan secara alam dengan Sungai Serayu yang berkelok laksana ular raksasa dan mengalir ke laut selatan, Samudera Indonesia. Hubungan keduanya bak sintesa dan antitesa yang saling memengaruhi. Hubungan yang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia di sekitarnya.
Ke arah utara, Gunung Slamet berhadapan dengan wilayah pantai utara. Hampir semua anak sungai yang mengalir melalui Tegal dan Brebes menuju pantai utara bersumber dari Gunung Slamet.
Pada sumber-sumber air inilah beraneka macam kehidupan dan penghidupan manusia di lereng Slamet hingga yang jauh di ujung muara bergantung seperti irigasi persawahan, air bersih, peternakan, perikanan darat, hingga pariwisata.
Bukan hanya di zaman modern, sejak zaman purba ketergantungan terhadap alam Slamet ini sudah terjadi. Perasaan masyarakat setempat dan peran yang ada pada gunungnya dalam sistim kepercayaan dan kehidupan masyarakat pun memengaruhi cara pandang mereka memahami alam sekitarnya.
Orang sekitar pun percaya gunung ini adalah tempat sakral dan didiami oleh makhluk halus, roh-roh leluhur, atau dewa. Kosmologi semacam itu menempatkan Slamet pada posisi yang sangat penting dalam penciptaan keseimbangan alam. Dan, gunung menjadi kosmos hidup yang memiliki daya magis besar.
Daya magis Slamet ini pula yang konon membuat pasukan Majapahit senantiasa menghindari melalui wilayah kaki gunung Slamet untuk menembus batas wilayah Pajajaran di masa jayanya dulu. Konon, di zaman itu, Gunung Slamet banyak dihuni para pendeta Bhairawa, sekte dalam ajaran Hindu yang memuja Durga. Jin, setan, dhemit, pripayangan, dipercayai banyak bersemayam di wilayah sekitar gunung di atas Kadipaten Pasirluhur ini dulunya.
Orang Majapahit lebih memilih lewar Caruban Larang (kini Cirebon dan Brebes) di utara atau Kabumian (Kebumen) di selatan. Tak pelak, Banyumas dan Purbalingga pun menjadi wilayah mancanegara bagi Majapahit dan Pajajaran karena tak tersentuh.
Hal ini berdampak kepada tumbuh berkembangnya budaya khas masyarakat Jawa di lereng Gunung Slamet yang berbeda dengan Jawa mainstream, seperti dialek ngapak, karakter masyarakatnya yang terbuka atau blakasuta, hingga kesenian tradisional yang tak ditemukan di Jawa bagian timur.

Kearifan lokal

Dalam perkembangannya, sistem kepercayaan masyarakat sekitar Gunung Slamet ini menciptakan kearifan-kearifan lokal untuk menjaga kelestarian alam Gunung Slamet. Tujuannya, agar sang penunggu gunung tidak marah, sehingga mengamuk dengan mengeluarkan material vulkaniknya. Ketua Paguyuban Masyarakat Pariwisata Baturraden, Deskart Setyo Djatmiko, mengatakan, kuatnya kepercayaan lokal terhadap kekuatan supranatural Gunung Slamet ini yang membuat kelestarian hutan di Gunung Slamet hingga saat ini masih relatif terjaga. Hutan-hutan di lereng Slamet relatif masih terpelihara dengan baik dibanding kawasan pegunungan lain di Jawa seperti Gunung Merapi, Semeru, maupun Dieng. Lingkungan alam yang masih relatif alami ini membuat Gunung Slamet sangat menantang untuk pendakian dan wisata petualangan. "Ketidakhati-hatian, saat memasuki kawasan ini sangat berbahaya. Banyak kasus pendaki tersesat atau meninggal dunia dalam pendakian," ujar Djatmiko. Samsuri (81), juru kunci Gunung Slamet, mengatakan, Gunung Slamet adalah gunung yang wingit. Mendaki gunung ini tidak boleh dilakukan sembarangan. Jiwa yang bersih adalah prasyarat utama sebelum mendaki, agar selamat. "Jangankan membawa barang curian, punya niat buruk saja, misalnya, mau mengambil benda-benda di gunung ini tanpa izin, bisa celaka. Selama puluhan tahun menjadi juru kunci di gunung ini, banyak kejadian seperti itu," tutur Samsuri yang akrab dipanggil Mbah Samsuri oleh warga sekitar. Orang tak boleh berbuat sembarangan, seperti menebang pohon atau memakai mata air tanpa izin. Ada tujuh "penunggu" gunung ini yang diyakini masyarakat sekitar, yakni Mbah Renti, Mbah Atas Angin, Mbah Tapak Angin, Mbah Semput, Mbah Brantayuda, Mbah Sapujagat, dan Mbah Raga. Jika melakukan sesuatu di gunung ini, harus seizin mereka dan tak melampaui batas.

Alih fungsi lahan

Namun, alam Gunung Slamet pun tak benar-benar tak tersentuh dari tangan-tangan jahil. Desakan ekonomi sedikit demi sedikit mulai mengubah sebagian bentang alam di gunung ini dari hutan lindung menjadi hamparan ladang sayuran. Ini seperti terlihat di bagian timur dan utara Gunung Slamet. Ladang sayuran, bahkan, menggerus kawasan lindung terlarang. Akibatnya, dari sekitar 75 sumber air yang bersumber dari Gunung Slamet menuju wilayah Purbalingga, sekitar 30 persen terancam mati. Kawasan Pemangkuan Hutan Perhutani Banyumas Timur, memprediksi, alih fungsi lahan yang tak terkendali di lereng Slamet itu mengancam keberadaan 19 tempat wisata air di Purbalingga. Ketua Mahardika Centre Purbalingga, Heru Hariyanto mengungkapkan, ada 1.126 hektar lahan hutan lindung dan hutan produksi di lereng Gunung Slamet kini telah beralih fungsi menjadi lahan sa yur. Kerusakan lingkungan di kawasan hulu itu memicu terjadinya bencana banjir dan longsor di Purbalingga yang mengakibatkan 49,4 ha lahan padi rusak, dan 21,1 ha sawah siap tanam terendam hanya dalam kurun waktu dua bulan pertama tahun 2009. Selain itu, lima bendungan dan 330 meter saluran air irigasi persawahan hancur. Kerugian terbesar adalah banjir di Kali Tajug di Desa Tajug, Kecamatan Karangmoncol awal Januari lalu. Banjir tersebut mengakibatkan rusaknya saluran irigasi persawahan sepanjang 10 meter, tanggul pengaman hancur, dan sawah siap tanam seluas 20 ha terendam sehingga tak dapat ditanami. Kerugian material dari kejadian tersebut mencapai Rp 814 juta. Saat ini ada lima bendungan di Purbalingga yang kondisinya rusak parah akibat banjir, yaitu Bendungan Laban, Bendungan Sijati, Bendungan Klawing, Bendungan Suro, dan Bendungan Tajuk. Kerusakan terparah terjadi di Bendungan Sungai Laban di Laban, Kecamatan Karanganyar, dan Bendungan Sungai Klawing, Banjarsari, Kecamatan Bobotsari. Dua bendungan itu sama sekali tak berfungsi. Belum usai perbaikan atas infrastruktur yang rusak akibat banjir itu, Gunung Slamet berteriak. Sejak tanggal 16 April lalu, letusan-letusan kecil terjadi di kawah gunung ini. Aktivitas vulkanik ini dari waktu ke waktu terus meningkat. Ini merupakan peningkatan aktivitas vulkanik terbesar sejak letusan tahun 1988.

Barangkali, fenomena alam Gunung Slamet ini adalah peringatan mulai lalainya masyarakat sekitar menjaga keseimbangan alamnya.

sumber KOMPAS.com-

Nerasaken Maos...

Lava Pijar Jadi Tontonan Warga Bumijawa

27/04/2009 23:36 wib - Daerah Aktual

Slawi, Cybernews. Peningkatan aktivitas Gunung Slamet dari waspada menjadi siaga tak menjadikan warga Kecamatan Bumijawa merasa khawatir.

Padahal beberapa kali, gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini terus menerus mengeluarkan lava pijar disertai dengan suara gemuruh. Mereka yang berada di lereng gunung itu justru menunggu momen tersebut untuk ditonton bersama-sama.

Camat Bumijawa Suripno SIP mengatakan, lava pijar yang disemburkan gunung itu biasanya terjadi antara pukul 18.00 - 06.00, yakni dalam beberapa hari terakhir.

"Aktivitas warga Kecamatan Bumijawa masih normal-normal saja. Belum ada yang perlu dikhawatirkan, justru lava pijar yang disemburkan malah menjadi tontonan masyarakat," katanya, Senin (27/4).

Menurut dia, sejumlah warga desa yang ada di Kecamatan Bumijawa memang bisa melihat secara langsung semburan lava pijar yang dikeluarkan dari Gunung Slamet. Meskipun hanya terlihat sedikit, namun peristiwa itu sangat ditunggu tunggu oleh warga.

Antara malam dan siang hari, aktivitas gunung dengan ketinggian 3.432 meter di atas permukaan laut itu menunjukkan hal yang berbeda.

Apabila ketika malam, gunung memiliki kecenderungan menyemburkan lava pijar. Tetapi sebaliknya, pada siang hari, aktivitas gunung malah cenderung lebih stabil.

Frekuensi semburan lava pijar menurun drastis atau terkadang malah tidak ada sama sekali. Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Tegal mencatat ada sebanyak lima desa di Kecamatan Bumijawa yang rawan terkena dampak meletusnya Gunung Slamet.

30 Kali Semburan
Kelima desa itu adalah Bumijawa, Batumirah, Dukuh Benda, Guci dan Sigedong. Kepala Kesbangpolinmas, Drs Bambang Puji Waluyo MSi mengakui adanya semburan lava pijar yang dikeluarkan Gunung Slamet. Senin (27/4), dari mulai pukul 00.00 - 06.00, gunung tersebut tercatat telah mengeluarkan lava pijar sebanyak 30 kali. Sesekali semburan itu disertai dengan suara bergemuruh.

Namun, setelah itu kondisi gunung belum menunjukkan peningkatan aktivitas alias masih landai-landai saja. Hingga kemarin sore, status gunung masih siaga level tiga.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang sebab belum ada yang perlu dikhawatirkan. Meskipun demikian, ia juga telah siaga untuk mengantisipasi apabila bencana gunung meletus terjadi.

(Royce Wijaya /CN13)

sumber Suara Merdeka

Nerasaken Maos...

Rabu, April 22, 2009

Kawah Gunung Slamet 2 Kali Keluarkan Abu Vulkanik

TV ONE

22 Apr 2009 16:13:54

Pemalang, (tvOne)

Kawah Gunung Slamet, Jawa Tengah, dua kali mengeluarkan abu vulkanik tipis sehingga menyebabkan hujan abu pada Rabu dinihari (22/4), pukul 01.04 WIB dan 05.29 WIB.

"Hujan abu tipis yang terjadi tadi pagi terbawa angin ke arah utara atau menuju Kabupaten Tegal," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Sukedi, di Pos Pengamatan Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Rabu (22/4/2009).

Menurut dia, gunung setinggi 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut masih mengeluarkan asap tebal dengan ketinggian 800 meter.

Selain itu, kata dia, peningkatan aktivitas gempa yang tercatat pada seismograf yakni sebanyak 203 kali gempa permukaan.

Ia mengatakan, peningkatan aktivitas gempa tersebut diduga karena adanya peningkatan aktivitas pada dasar kawah dengan amplitudo gempa 3-10 milimeter dan gempa tremor vulkanik dengan amplitudo 0,5-10 milimeter.

"Dalam sebulan terakhir terjadi peningkatan signifikan pada suhu permukaan kawah, yakni dari kondisi normal 200 derajat celsius menjadi 701 derajat celsius," katanya.

Menurut dia, aktivitas Gunung Slamet sempat menurun, tetapi sekitar pukul 10.00 WIB kembali terjadi peningkatan dengan adanya gempa permukaan beramplitudo 25 milimeter.

Untuk itu, kata dia, warga diimbau untuk tidak mendekat ke puncak Slamet dalam radius 8 kilometer dan pendakian dilarang dengan penutupan lima jalur pendakian yang ada.

Sementara itu juru kunci Gunung Slamet, Sugeng Riyadi mengaku melihat adanya peningkatan aktivitas saat terakhir ke puncak Slamet pada Minggu (20/4).

Menurut dia, asap tebal berwarna hitam dikeluarkan kawah keempat Gunung Slamet.

"Untuk itu, para pendaki dilarang naik setelah batas vegetasi hutan Gunung Slamet. Mereka hanya boleh bermalam di Pos Bambangan, Kecamatan Karangreja, Purbalingga," katanya.

Kepala Desa Pulosari, Sutarno justru mengaku belum mengetahui adanya peningkatan aktivitas Gunung Slamet karena tidak merasakan gempa yang terjadi dan warga tetap beraktivitas seperti biasa. Nerasaken Maos...

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Meningkat

SUARA MERDEKA

Bandung, CyberNews. Aktivitas vulkanik Gunung Api Slamet (3432 mdpl) menunjukan peningkatan. Sejak pukul 12.00 Selasa (21/4), gunung api yang terletak di lima wilayah kabupaten di Jateng itu dinaikan statusnya satu tingkat, dari semula aktif normal menjadi waspada.

Kepala Bidang Penyelidikan dan Pengawasan Gunung Api PVMBG, M Hendrasto menyatakan kenaikan itu dilandasi oleh empat parameter, baik yang direkam oleh alat seismograf maupun secara visual. Indikasi yang terekam dinilai di luar kebiasaan dan perlu mendapat perhatian.

Di antaranya frekuensi gempa permukaan yang cenderung terus meningkat. Pada Minggu lalu, gempa permukaan hanya tercatat 49 kali kejadian. Tapi sehari kemudian, jumlahnya dapat mencapai 97 kali kejadian.

Hal yang sama terjadi pada aktivitas gempa tremor, yang menandakan terjadinya pergerakan magma menuju permukaan. Kemarin pagi, amplitudo tremor maksimal berkisar antara 0,5-10 mm sempat terekam. Dari arah puncak, hembusan asap yang biasanya berbentuk tipis juga mulai menunjukan perubahan.

"Selasa pagi, asap putih tebal kecoklatan keluar dari kawah dengan ketinggian mencapai 300 meter. Selepas pukul 8.00 Wib, pengamatan secara visual tak bisa dilakukan karena tubuh gunung terhalang kabut," katanya saat dihubungi Selasa. Indikasi lain adalah suhu air panas di sekitar gunung api. Dua lokasi yang dijadikan tempat pengukuran yakni di sekitar Pemandian Guci, Slawi-Tegal menunjukan peningkatan suhu.

Pada pukul 10.30 kemarin, suhu air di Pandansari mencapai 45,7 derajat celcius sementara di Pasepuhan lebih panas lagi sekitar 63 derajat celcius. Jumat lalu, suhu di Pandasari hanya sekitar 42,2 derajat celcius dan Pasepuhan sekitar 61,6 derajat celcius. "Suhu normal di Pasepuhan sekitar 59 derajat."

Semenjak dinaikan statusnya, PVMBG terus melakukan pemantauan secara intensif. Mereka juga terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat. "Belum ada rekomendasi pengungsian. Masyarakat juga jangan terpancing isu tidak bertanggung jawab atas aktivitas Slamet," katanya.

Kepada masyarakat, dia meminta agar tidak mendekati puncak Slamet. Kawasan itu dinyatakan tertutup bagi aktivitas masyarakat. Warga juga diingatkan agar menyiapkan masker untuk menghindari dampak hujan abu lebat yang sewaktu-waktu dapat dimuntahkan oleh Slamet. "Jika terjadi hujan abu lebat, masyarakat sebaiknya menggunakan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi gangguan saluran pernapasan," tandasnya.

Gunung Api Slamet yang merupakan gunung api berbentuk kerucut, secara administratif masuk ke dalam 5 wilayah Kabupaten yaitu Pemalang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Purbalingga.

(Setiady Dwi /CN05)

Nerasaken Maos...

Badan Geologi Tingkatkan Status Gunung Slamet

TV ONE

21 Apr 2009 19:16:41

Bandung, (tvOne)

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), Badan Geologi meningkatkan status G. Slamet, Provinsi Jawa Tengah menjadi Waspada terhitung mulai hari ini (21/4) sejak pukul 12:00 WIB. Peningkatan status ini terkait dengan meningkatnya temperatur air panas di Pandansari dan Pasepuhan.

Kepala PVG, Surono mengatakan, kondisi G. Slamet hari ini terekam secara menerus Gempa Tremor Vulkanik, dengan amplituda maksimum berkisar antara 0.5 –10 mm dan pengamatan visual terlihat asap putih tipis dengan tinggi ± 50 – 300 m. Selain itu lanjut Beliau, temperatur air panas di Pandansari dan Pasepuhan mengalami peningkatan dari hari ke hari hingga hari ini tercatat di Pandansari ± 45,7 °C dan di Pasepuhan ± 63 °C. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik G. Slamet, lanjutnya.

Pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi kegiatan G. Slamet dan kami tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (BPBD Provinsi dan dan Satlak PB) setempat. Apabila aktivitas G. Slamet kembali menurun atau meningkat, maka status G.Slamet dapat diturunkan atau dinaikan kembali sesuai dengan tingkat kegiatannya.

Kepala Pusat meminta kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak melakukan kegiatan pendakian serta menggunakan masker penutup hidung dan mulut jika terjadi hujan abu lebat untuk menghindari terjadinya gangguan pernafasan.

Nerasaken Maos...

Senin, April 20, 2009

Bravo Mba Heni !!!

Akhirnya melalui proses yang panjang usai sudah perjuangan mba Heni dalam pertarungan pemilu di banjarnegara. Daerah pemilihan IV yaitu kecamatan Punggelan, Pandanarum dan Kalibening memenangkan beliau dari partai PKB dengan suara tertinggi dari partainya melebihi suara 3 caleg yang lain. Mba Heni memperoleh suara total 2298 mengalahkan rivalnya H.Suroso yang berada pada no urut 1, dengan selisih 63 suara sehingga total keseluruhan perolehan suara partai PKB pada Dapil IV sejumlah 5358 suara yang mengantarkan PKB memperoleh 1 kursi di DPRD Kabupaten Banjarnegara, karena mengingat Dapil IV total ada 8 kursi yang mana diperoleh PPP 2 kursi, PAN 2 kursi, PKS 1 Kursi, Golkar 1 Kursi dan PDIP 1 Kursi. Perolehan kursi tersebut dari total suara di Dapil IV sejumlah 68.197 suara.
Mba Heni sendiri tidak menyangka akan memperoleh suara sekian banyak mengingat beliau baru terjun di kancah perpolitikan Banjarnegara. Tetapi bagaimanapun ini adalah hasil akhir dari perjuangan beliau bersama sang suami yang turut serta membantu dalam perjuangan kemarin. Kini tinggal menunggu pelantikan di DPRD kabupaten Banjarnegara pada bulan Agustus mendatang. Tujuan saya menulis tentang beliau karena beliau merupakan kakak ipar saya, sehingga sebagai sebuah keluarga, saya ikut bangga beliau dapat ikut berpartisipasi dalam pemilu 2009 di Banjarnegara . Bravo Mba Heni!!! Lanjutkan perjuangan rakyat Banjarnegara, semoga bergabungnya Mba Heni di DPRD Kabupaten Banjarnegara mampu mengemban amanah rakyat dan benar - benar menjadi aspirasi bagi rakyat Banjarnegara pada umumnya dan rakyat Indonesia pada umumnya. Selamat Berjuang!!!. copyright [c] bayoeloekman
Nerasaken Maos...

Minggu, April 12, 2009

Mekanisme Penentuan Caleg Terpilih

Berdasarkan peraturan KPU No.15 tahun 2009, penentuan calon anggota legislatif (caleg) terpilih akan dilakukan dalam tiga tahap.

Tahap awal, sesuai pasal 202 UU No.10/2008, perolehan suara parpol dan caleg direkapitulasi secara nasional untuk mencari parpol mana yang lolos ketentuan Parliamentary Threshold (PT) sebesar 2,5%. Selanjutnya perolehan suara parpol yang lolos PT tersebut dibagi dengan jumlah kursi di setiap daerah pemilihan (dapil) untuk mendapatkan Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) di setiap dapil. Jika parpol yang perolehan suaranya berhasil melewati BPP, maka parpol tersebut lansung memperoleh kursi dengan memberikan kepada caleg dengan peringkat perolehan suara terbanyak. Namun, jika ada lebih dari satu caleg yang memperoleh suara sama atau seluruh suara untuk partai, maka kursi diberikan kepada caleg berdasarkan keputusan pimpinan parpol. Kemudian jika masih terdapat sisa suara, maka KPU akan melakukan penghitungan tahap kedua.
Parpol yang berhak mengikuti tahap ini adalah parpol yang masih memiliki sisa suara. Sesuai ketentuan Pasal 203 UU 10/2008. Mekanismenya adalah jika sisa suara parpol minimal mencapai 50% BPP, maka parpol tersebut berhak mendapatkan tambahan kursi. Jika kursi hanya satu dan jumlah parpol yang memiliki sisa suara memenuhi ketentuan lebih dari satu, maka penentuan parpol yang berhak mendapatkan kursi akan ditentukan melalui undian, sesuai Pasal 23 Ayat (3) Peraturan KPU No. 15/2009.
Tahap ketiga adalah Jika masih ada sisa kursi yang diperebutkan dalam satu provinsi. Pada tahap ini, parpol yang berhak dan ikut serta adalah mereka yang mempunyai sisa suara pada tahap pertama, dan tidak memperoleh kursi pada penghitungan tahap kedua. Ketentuan ini diatur dalam Pasal 205, Pasal 206, dan Pasal 207 UU 10/2008. Di tingkat propinsi, sisa suara dari semua partai di semua dapil dihitung bersama. Kumpulan sisa suara satu provinsi dihitung ulang untuk memperebutkan sisa kursi dari semua dapil di provinsi. Pembagian sisa kursi dilakukan dengan menggunakan BPP baru yang dihitung berdasarkan total sisa suara per provinsi. Pada tahap ini kursi menjadi hak parpol yang memiliki perolehan suara terbesar. Jika sisa kursi tinggal satu dan ada lebih dari satu parpol yang memiliki sisa suara sama, maka seperti tahap kedua akan dilakukan sistem undian untuk menentukan parpol yang berhak atas kursi tersebut.

Undian
Pertimbangan menggunakan sistem undian disebabkan pemilihan anggota DPR yang berdasarkan distrik suara terbanyak. Contoh jika ada suara yang ditarik ke provinsi, dimana dapil yang tercakup ada tiga, empat, bahkan hingga sepuluh dapil, tapi dia tidak bisa mewakili dapil aslinya. Kemudian, itu akan dipertanyakan bagaimana KPU menerapkan sistem sebaran, padahal penempatan kursi saja sudah sangat berbeda. Dapil Satu yang disebutkan tadi misalnya suaranya terbanyak tapi kursinya sudah habis disitu. Artinya diserahkan kepada dapil lain yang juga memiliki sisa kursi dimana partai itu berada juga. Jadi, dia kan berhak tidak mewakili dapilnya disitu.
Karena itu, sebagai pertimbangan KPU jika mereka menemukan suara yang sama tetapi ternyata partai yang memperebutkan kursi tersebut berbeda, mau tidak mau pengundian menjadi jalan terakhir.
Selain penghitungan dan perolehan kursi serta penetapan calon terpilih , Peraturan No.15/2009 juga mengatur penggantian calon terpilih. Jika ada calon terpilih yang mengundurkan diri, maka parpol terkait yang memiliki kebijakan untuk mengganti calon terpilihnya. Calon terpilih tersebut diganti dengan calon dalam DCT dari dapil yang sama. by jack

Nerasaken Maos...

Jumat, April 03, 2009

CAHYA NET MRICAN


CAHYA NET berdiri pada bulan September 2008,walaupun masih seumur jagung tp jangan diragukan lho keabsahannya...hehe..

Bagi yang mau nge-net bisa berkunjung kesini atau sekedar pengin maen game online bisa juga lho disini...alamatnya ada di JL. Raya Binorong atau Timur Terminal Mrican..
Ups..operatornya cakep - cakep lho..hiks..hiks..

Saya Sering maen kesini,betahe pool..kadang malah nginep nang kene..he....

Salam Nerasaken Maos...