Bookmark and Share

Senin, April 27, 2009

Lava Pijar Jadi Tontonan Warga Bumijawa

27/04/2009 23:36 wib - Daerah Aktual

Slawi, Cybernews. Peningkatan aktivitas Gunung Slamet dari waspada menjadi siaga tak menjadikan warga Kecamatan Bumijawa merasa khawatir.

Padahal beberapa kali, gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini terus menerus mengeluarkan lava pijar disertai dengan suara gemuruh. Mereka yang berada di lereng gunung itu justru menunggu momen tersebut untuk ditonton bersama-sama.

Camat Bumijawa Suripno SIP mengatakan, lava pijar yang disemburkan gunung itu biasanya terjadi antara pukul 18.00 - 06.00, yakni dalam beberapa hari terakhir.

"Aktivitas warga Kecamatan Bumijawa masih normal-normal saja. Belum ada yang perlu dikhawatirkan, justru lava pijar yang disemburkan malah menjadi tontonan masyarakat," katanya, Senin (27/4).

Menurut dia, sejumlah warga desa yang ada di Kecamatan Bumijawa memang bisa melihat secara langsung semburan lava pijar yang dikeluarkan dari Gunung Slamet. Meskipun hanya terlihat sedikit, namun peristiwa itu sangat ditunggu tunggu oleh warga.

Antara malam dan siang hari, aktivitas gunung dengan ketinggian 3.432 meter di atas permukaan laut itu menunjukkan hal yang berbeda.

Apabila ketika malam, gunung memiliki kecenderungan menyemburkan lava pijar. Tetapi sebaliknya, pada siang hari, aktivitas gunung malah cenderung lebih stabil.

Frekuensi semburan lava pijar menurun drastis atau terkadang malah tidak ada sama sekali. Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Tegal mencatat ada sebanyak lima desa di Kecamatan Bumijawa yang rawan terkena dampak meletusnya Gunung Slamet.

30 Kali Semburan
Kelima desa itu adalah Bumijawa, Batumirah, Dukuh Benda, Guci dan Sigedong. Kepala Kesbangpolinmas, Drs Bambang Puji Waluyo MSi mengakui adanya semburan lava pijar yang dikeluarkan Gunung Slamet. Senin (27/4), dari mulai pukul 00.00 - 06.00, gunung tersebut tercatat telah mengeluarkan lava pijar sebanyak 30 kali. Sesekali semburan itu disertai dengan suara bergemuruh.

Namun, setelah itu kondisi gunung belum menunjukkan peningkatan aktivitas alias masih landai-landai saja. Hingga kemarin sore, status gunung masih siaga level tiga.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang sebab belum ada yang perlu dikhawatirkan. Meskipun demikian, ia juga telah siaga untuk mengantisipasi apabila bencana gunung meletus terjadi.

(Royce Wijaya /CN13)

sumber Suara Merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar